Jenis Batik Kawung Berdasarkan 3 Jenis Kategori Motif


 

Umumnya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar -kecilnya bentuk bulat-oval yg terdapat dalam suatu motif tertentu dan /atau kombinasi dengan motif batik lain.

Sesuai ukuran

sesuai ukuran, beberapa motif kawung dinamai dengan nama-nama koin yang beredar pada zaman penjajahan Belanda. Urutan ini agaknya diragukan karena koin picis bernilai 10 sen menduduki berukuran motif terkecil, ad interim bribil yang bernilai 1/2 sen berukuran lebih akbar. Beberapa asal tidak putusan bulat tentang nilai dan  akbar koin-koin yg digunakan untuk membagi ukuran batik motif kawung ini. ad interim, asal lain tidak membaginya berdasarkan ukuran semata, melainkankan desainnya.

Kawung picis

Kawung Picis merupakan motif kawung yang tersusun sang bentuk bulatan yang kecil. Picis ialah mata uang senilai 10 sen yang bentuknya kecil. Meskipun disebut dari asal bentuk uang koin bernilai 10 sen, sumber lain menyatakan bahwa istilah picis dimaknai menjadi sekadar sesuatu yg mungil.


Kawung Bribil/Gidril

Kawung Bribil artinya motif-motif kawung yg tersusun sang bentuk yang lebih akbar daripada kawung Picis. Hal ini sinkron menggunakan nama bribil, mata uang yg bentuknya lebih besar  daripada picis. Bribil berarti setengah sen pada kamus bahasa Jawa. sumber lain menyatakan motif bribil atau gidril adalah nama mata uang yg terbuat berasal nekel, nilainya sama dengan 5 sen.asal lainnya lagi berkata bribil bernilai 25 sen.

Kawung Sen

Kawung Sen artinya kawung yang bentuknya bulat-oval lebih besar  daripada Kawung Bribil, sinkron dengan koin satu sen yg zaman kolonial yg lebih akbar asal bribil. Meskipun demikian, sumber lain menyatakan bahwa Kawung Sen, Kawung Bribil dan  Kawung Gidril merupakan motif kawung yg sama, serta disebut tirinspirasi berasal koin sen, ad interim motif kawung Picis tidak.


Kawung kemplong

Kawung Kemplong adalah jenis motif kawung yg terbesar.


Berdasarkan desain

Rancangan primer batik kawung tetap bertahan, namun mendapatkan modifikasi, dan  tidak menerima ragam hias lain selain isen-isen.


Kawung Beton

Bentuk berasal motif batik Kawung beton ini berhias dengan bentuk empat bulatan menggunakan dua butir titik segi empat. pada antara empat bulatan ada empat bagian yang seolah-olah dibatasi garis silang. Pengertian Beton pada Motif Kawung Beton berasal asal nama biji butir nangka pada bahasa Jawa, butir nangka yg berada pada pada mempunyai makna simbol perihal perbuatan yg baik tidak selalu ditampilkan pada luar.


Kawung Cacah Gori

Batik bermotif kawung dengan isen-isen cacah gori.


Kawung Geger

Kawung Geger ialah motif kawung yg akbar-besar  serta diisi dengan motif kawung yg lebih mungil di dalamnya. Batik menggunakan motif ini diklaim sakral serta hanya boleh digunakan sang raja-raja beserta famili dekatnya. Ini terdapat hubungannya menggunakan insiden sejarah, yaitu perjanjian Ponorogo tahun 1813 yang memecah kasultanan menjadi Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat dan  Kadipaten Pakualaman.


Kawung Kopi/Sari

Terdiri berasal ornamen utama yang berbentuk bulatan lonjong, serta di setiap bagian motif kawungnya. diberi bentuk garis yang membelah menjadi dua bagian seolah-olah menyerupai bentuk buah kopi pecah. sebagai akibatnya motif kawung ini sering jua dianggap dengan istilah Kawung Kopi. Ornamen primer yang terdiri berasal empat bulatan lonjong disusun sesuai garis miring yang silang atau garis diagonal miring, juga disusun menggunakan bentuk garis lurus yg horizontal maupun vertikal. Bentuk garis-garis tersebut seolah-olah seperti tanda silang di bentuk visual dari motif kawung. Komposisi warna di bentuk motif kawung ini terdiri dari warna putih, putih kekuningan, pada ornamen primer, merah soga menjadi rona konturnya, sedangkan warna hitam buat memberi rona latar dalam motif Kawung Sari.


Kawung Sekar Ageng

Terdiri berasal unsur ornamen primer berbentuk empat bulatan lonjong yg sudah mengalami perubahan menjadi bentuk agak persegi atau bujur sangkar. di setiap ornamen utamanya terdapat 3 buah garis (sawut) dan  diikuti 3 buah titik (cecek). Bentuk tersebut dalam kata batik seringkali diklaim dengan kata cecek sawut. Unsur motif kawung ini juga terdapat isen motif berupa empat bentuk belah ketupat mungil menjadi variasi pada komposisi bentuk visualnya. Sedangkan komposisi rona terdiri berasal warna putih, putih kekuningan menjadi rona di ornamen primer, merah soga buat memberi rona kontur motif serta isen motif, dan  warna hitam artinya latar pada motif Kawung SekarAgeng.


Kawung Semar

terdiri asal unsur ornamen utama yang berbentuk empat bulatan oval menggunakan ukuran besar  mirip pada Kawung Beton, tetapi di dalam ornamen utamanya ada bentuk bulatan lonjong menggunakan ukuran yang lebih kecil. Isen motif pada Kawung Semar terdiri asal bentuk cecek (titik) yang ada di lingkaran pada pada bulatan Kawungnya. di tengah-tengah ornamen utama ada isen motif yg berbentuk belah ketupat yang diisi menggunakan cecekcecek (titik-titik) serta beberapa titik berbentuk sederetan yg melingkar.


berdasarkan kombinasi

Rancangan utama batik kawung permanen bertahan dan  menerima ragam hias lain (selain isen-isen) yg cukup mencolok.


Kawung Buntal

Terdiri asal ornamen primer yg berbentuk adonan berasal Kawung Pecis dipadu dengan motif bunga. Motif bunga yg terdapat pada Kawung Buntal berupa bunga kenikir, sehingga bentuk berasal campuran motif tersebut menjadi ciri khas di motif Kawung Buntal. Isen motif batik di Kawung Buntal terdiri asal bentuk bundar  oval kecil yang terbagi menjadi dua bagian diletakkan dalam ornamen utamanya, serta bentuk belah ketupat dengan berukuran kecil, sedang, dan  relatif akbar diletakkan di tengah-tengah ornamen primer. Komposisi warna pada motif Kawung Buntal terdiri berasal rona putih, putih kekuningan sebagai rona kawung, merah soga buat rona latar di Kawung Buntal serta hitam sebagai rona kontur serta latar di motif bunga kenikir.


Kawung Kembang

Terdiri berasal ornamen utama yg berbentuk empat bulatan oval didesain menyerupai bentuk bunga (kembang), sehingga motif ini dinamakan Kawung Kembang. Ornamen utama yang terdiri dari bulatan lonjong terdapat isen motif berbentuk garis diletakkan pada setiap ujung bulatan kawung. di tengah-tengah antara bulatan kawung satu menggunakan yang lainnya terdapat isen motif yg berbentuk gugusan titik menggunakan arah melingkar, serta membentuk bundar yg kecil serta empat titik yg berada di luar lingkaran tersebut. Komposisi rona di motif Kawung Kembang terdiri berasal warna putih, putih kekuningan sebagai warna ornamen primer, merah soga menjadi rona kontur dan  hitam buat rona latar pada motif Kawung Kembang.


Kawung Seling

Terdiri dari ornamen primer yg berbentuk hampir sama menggunakan Kawung Kembang, yaitu bentuk bulatan oval diselingi menggunakan bentuk bunga. tetapi berukuran serta variasi kembangnya tidak sama serta didesain dengan perbedaan rona yang menyolok. Isen motif di Kawung Seling terdiri dari isen titik yang dibuat seperti garis (sawut), diletakkan di motif kembang. Sedangkan di dalam motif utama di beri isen dua titik pada tiap-tiap bulatan (kawung]. Komposisi rona pada Kawung Seling terdiri dari warna putih menjadi rona pada ornamen utama, hitam menjadi rona motif bunga serta kontur, merah soga buat warna latar pada motif Kawung Seling.


Ragam lain motif kawung meliputi Kawung Prabu, Kawung Putri, Kawung Putro, Kawung Ndil, serta lain-lain.

Tidak ada komentar :

Batik Kawung ( mahkota bunga yang merekah )



Motif batik yg bentuknya berupa bulatan seperti buah kawung (sejenis kelapa atau kadang pula disebut sebagai aren atau kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. 


Kadang, motif ini pula ditafsirkan sebagai gambar bunga lotus (teratai) menggunakan empat lembar mahkota bunga yang merekah. 


Lotus merupakan bunga mempunyai makna bahwa dalam warga  Jawa usahakan melakukan kebaikan tidak perlu diketahui orang lain.


Selain itu, bunga teratai juga sebagai intrepretasi lain dalam mendeskripsikan motif batik ini. Empat lembar kelopak bunga teratai ini mengisyaratkan kesucian serta umur yang panjang.


Lebih dari itu, motif Kawung ini juga bermakna supaya manusia yg mengenakan motif Kawung ini mampu menjadi sosok insan ideal serta unggul. 


dalam mitologi Jawa, tokoh yang kerap mengenakan kain batik ini merupakan Semar yg artinya manusia titisan ilahi yg berakhlak baik serta bijaksana.


Motif batik Kawung diyakini diciptakan oleh salah  satu Sultan kerajaan Mataram. Motif batik ini pertama kali dikenal pada abad ke tigabelas tepatnya di pulau Jawa. di awalnya motif ini timbul di goresan dinding pada beberapa candi di Jawa mirip Prambanan. 


Dahulu kala, batik ini dijaga dan  dipergunakan hanya buat keluarga Keraton. tetapi, semenjak Mataram terbagi sebagai 2, yaitu Surakarta serta Yogyakarta,.. 


Batik kawung sendiri diberbeda-bedakan menjadi 3 jenis batik kawung sesuai besar -kecilnya,berdasarkan desain dan berdasarkan kombinasi 


Tidak ada komentar :

Mengintip Cara Pembuatan Tikar Pandan Asal Desa Pesahangan

 


Tikar pandan, Mungkin ada banyak orang yang sudah bisa membuat tikar pandan dan tau betul apa itu tikar pandan. Tp bagi yang belum mengenal apa itu tikar pandan jangan khawatir. Di sini saya akan mencoba menyampaikan tentang tikar pandan, mudah-mudahan bisa bermanfaat artikel yang saya sampaikan. berikut cara pembuatannya :

Kehidupan masyarakat di Desa pesahangan, Cimanggu, Cilacap sebagian besar masyarakatnya menjalankan kehidupannya sehari-hari sebagai petani dan bekerja di ladang. Pekerjaan dilakukan, karena sebagian tak punya pendidikan tinggi, dan susah dapat pekerjaan yang layak.

Begitu juga yang dilakukan ibu Rusem. Ketika ditemui di rumahnya, ia sedang asyik mengayam tikar pandan. Ia mengatakan, kegiatan itu dilakukan pada saat malam hari, setelah dia bekerja di ladang. Dengan tikar pandan ini, dia bisa mendapatkan uang tambahan. Sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Mengandalkan panen di ladang, waktunya cukup lama.

"Jadi, untuk mengisi waktu yang tersisa, membuat anyaman tikar pandan," kata Jenap.

Proses membuat tikar pandan, dimulai dengan pengambilan daun pandan yang berduri. Kemudian, daun dipotong dengan alat penjangat. Lalu, daun direbus dengan air hujan, agar warna pandan berganti menjadi putih. Setelah direbus, daun dijemur agar daun benar-benar kering. Setelah kering, daun pandan diluruskan agar pengerjaan pada saat menganyam mudah dilakukan.
Menyaksikan ibu Rusem menganyam, sangat menarik. Jarinya seolah menari dengan lincah di atas anyaman tikar tersebut. Hasilnya, sebuah tikar yang bagus bentuknya. Tikar buatannya banyak diminati masyarakat sekitarnya.

Untuk memasarkan tikar, dia tidak perlu menjual ke toko atau ke pasar. Dia membuat tikar untuk dijual pada pengepul pengepul didaerahnya. Normalnya untuk 1(satu) helai tikar pandan yang di jual kepada pengepul, harga mulai dari Rp 25.000-32.000.

“Kalau dijual di toko secara langsung, keuntungannya lebih besar hanya saja biaya operasionalnya juga diperlukan.” Kata ibu Dawi

Dalam satu bulan, dia bisa mengerjakan tikar pandan sebanyak 6 buah. Pekerjaan ini harus benar-benar yang sudah ahli. Untuk mendapatkan ukuran tikar yang besar, harus pandai menyambungnya. Kalau tidak pandai, maka kualitas tikarnya kurang bagus.

Kalau tikarnya kurang bagus, akibatnya para pembeli tidak jadi membeli, dan bisa membeli dengan orang lain. "Biar lama pengerjaannya yang penting tikar pandan yang dihasilkan tetap bagus. Sehingga para konsumen tidak merasa dirugikan," ujarnya. 

Tidak ada komentar :

Tikar Pandan Sebagai Budaya Khas Desa Pesahangan

 


Abatasa, Sebuah desa yang bernama Desa pesahangan, Kec.Cimanggu, Kab.Cilacap menyimpan sebuah budaya terampil yang patut untuk diperhatikan. Kerajinan tikar pandan, demikian budaya terampil tersebut dikenal oleh kalangan masyarakat di desa itu. Desa yang memiliki 3 dusun dengan sekitar 1.500 jiwa penduduknya banyak yang berprofesi sebagai pembuat tikar pandan, setidak nya terdapat sekitar 600 orang pengrajin yang mayoritas mereka adalah ibu rumah tangga.

Bukan perkara susah cari pekerjaan lainnya, tapi karena faktor peduli terhadap lingkungan akibat banyaknya tumbuh tanaman pandan berduri di desa tersebut sehingga sebagian besar ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai petani memanfaatkan waktu luangnya untuk membuat tikar pandan. Keahlian membuat tikar pandan ini telah ada sejak puluhan tahun silam dan dimiliki secara turun-temurun oleh warga di sana. Setidaknya, setiap hari para ibu rumah tangga melalui pekerjaan sambilan ini dapat menambah pendapatan bagi keluarga mereka.

Proses produksinya cukup sederhana. Daun pandan berduri yang cukup dewasa dengan lebar sekitar 5-7 cm di potong. Kemudian dengan sisir khusus, duri-duri pada daun tersebut disisir sehingga rontok. Daun yang bebas duri kemudian dijemur 3-5 hari sesuai kondisi matahari hingga cukup mengering. Kemudian daun tersebut di press agar menjadi tipis dan lemas dan dilanjutkan dengan dijemur beberapa jam. Daun pun siap dianyam.
Proses penganyaman pada dasarnya masih cukup sederhana, tapi untuk dapat menghasilkan 1 lembar tikar ukuran 120 x 200 cm dalam waktu sehari tentunya memerlukan kemampuan cekatan yang tinggi.  Rata-rata para ibu rumah tangga di sana dapat membuat 1-2 tikar dalam sehari tergantung pada ukuran tikar yang dibuat.

Tidak ada komentar :

Cara Membuat Batik Tulis Giriloyo Khas Yogyakarta, Beginilah tahap-tahapannya.

Cara Membuat Batik Tulis Giriloyo Khas Yogyakarta – Baik kali ini penulis

akan membagikan bagaimana cara membuat batik tulis yang ada di Yogyakarta

yaitu batik tulis giriloyo. Ditemani secangkir kopi dan sebatang

rokok malam ini semoga tulisan ini bisa bermanfaat yah. Sebelumnya penulis

juga membahas tentangAsal-usul batik tulis giriloyo, nah ini adalah kelanjutan
dari postingan

sebelumnya. Langsung saja ini adalah cara membuat batik tulis. Peralatandan

Bahan Membuat Batik Tulis Sebelum membuat diharapkan sudah memiliki Peralatan

yang digunakan untuk membuat batik-tulis diantaranya adalah:

 

Ø Wajan kecil yang

                digunakan sebagai tempat untuk memanaskan malam (lilin) supaya cair

Ø Anglo,

                untuk memanaskan malam dengan bara api dari arang

Ø Tepas (kipas), untuk

                memperoleh angin agar bara api tetap menyala

Ø Gawangan,

                untuk menempatkan mori yang akan dibatik

Ø Bandhul,

                untuk menahan kain agar tidak bergerak-gerak ketika dilukis

Ø Uthik,

                untuk mengais arang

Ø Canting dengan berbagai macam ukuran

                sebagai alat untuk mencurahkan malam cair ke dalam mori yang digambari

Ø Kenceng,

                untuk mendidihkan air ketika nglorot atau mbabar

Ø Cawuk,

                untuk mengerok dan

Ø Alu,

                untuk memukuli kain mori yang akan dibatik agar lemas dan

memudahkan pembatik dalam proses pembuatannya.

 

Bahan dasar untuk membuat batik tulis adalah kain mori. Selain itu, ada pula bahan-bahan yang digunakan sebagai

pewarnanya yang dapat berupa zat kimia maupun pewarna alami seperti: kulit kayu

tingi, soga, tegeran, dan lain sebagainya.

 

Proses Pembuatan Batik Tulis Giriloyo

Tahap-tahap pembuatan batik-tulis di Giriloyo adalah sebagai berikut.

1. Kain

mori dilemaskan Sebelum kain mori dibatik, biasanya dilemaskan. Caranya adalah

dengan digemplong, yaitu kain mori digulung kemudian diletakkan di tempat yang

datar dan dipukuli dengan alu yang terbuat dari kayu. Setelah kain menjadi

lemas.

 

Tidak ada komentar :

Macam-macam motif batik giriloyo, Yogyakarta Katalog Batik Khas Yogyakarta

Macam-macammotif batik giriloyo batik tulis Yogyakarta - malam ini penulis akan meposting macam-macam motif hias batik tulis giriloyo, yang mana batik ini sudah sangat terkenal oleh pencinta batik Indonesia. Di jogja batik ini dibuat langsung oleh pengrajin batik tulis dan batik giriloyo ini sangat terkenal dijogja. Sebelumnya saya sudah memposting tentang beberapa hal tentang batik tulis ini seperti silahkan dibaca juga artikel dibawah ini yah : Sejarah asalusul batik giriloyo. Cara pembuatanbatik tulis giriloyo. Cara pembuatan tikar pandan Kekayaan alam Yogyakarta sangat mempengaruhi terciptanya ragam hias dengan pola-pola yang mengagumkan. Sekalipun ragam hiasnya tercipta dari alat yang sederhana dan proses kerja yang terbatas, namun hasilnya merupakan karya seni yang amat tinggi nilainya. Jadi, kain batik-tulis bukanlah hanya sekedar kain, melainkan telah menjadi suatu bentuk seni yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa pembuatnya. Motif-motif hias pada batik tulis biasanya dipengaruhi dan erat kaitannya dengan faktor-faktor: (1) letak geografis (2) kepercayaan dan adat istiadat (3) keadaan alam sekitarnya termasuk flora dan fauna (4) adanya kontak atau hubungan antardaerah penghasil batik (5) sifat dan tata penghidupan daerah yang bersangkutan. Dalam Katalog Batik Khas Yogyakarta terbitan Proyek Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (1996), menyebutkan bahwa di Daerah Istimewa Yogyakarta paling tidak memiliki lebih dari 400 motif batik, baik motif klasik maupun modern.
Macam-macam nama motif batik tulis giriloyo Yogyakarta antara lain: · Parang, · Banji, · tumbuh-tumbuhan menjalar, · tumbuh-tumbuhan air, · bunga, · satwa, · Sido Asih, · Keong Renteng, · Sido Mukti, · Sido Luhur, · Semen Mentul, · Sapit Urang, · Harjuna Manah, · Semen Kuncoro, · Sekar Asem, · Lung Kangkung, · Sekar Keben, · Sekar Polo, · Grageh Waluh, · Wahyu Tumurun, · Naga Gini, · Sekar Manggis, · Truntum, · Tambal, · Grompol, · Ratu Ratih, · Semen Roma, · Mdau Broto, · Semen Gedhang, · Jalu Mampang dan lain sebagainya. Demikian artikel macam-macam nama motif batik tulis asli Yogyakarta yaitu batik-tulis giriloyo yang sudah terkenal dengan kualitasnya. Semoga bermanfaat uraian diatas dan jangan lupa mampir lagi di blog saya ini dan tunggu postingan berikutnya. Yang pasti lebih bermanfaat dan lebih baru. Terimakasih ... J

Tidak ada komentar :

Asal Usul Kerajinan Batik Tulis Giriloyo dan Cara Pembuatan Batik Tulis Yogyakarta

Asal Usul Kerajinan Batik Tulis Giriloyo
– Sudah lama nih rasanya posting artikel lagi, maklum karena kesibukan kuliah jadi blog tidak terurus. Oke Pada kesempatan ini penulis ingin menuliskan tentang asal-usul batik tulis Giriluyo Khas Yogyakarta. Dimana sebelumnya saya telah berbicara tentang cara pembuatan tikarpandan yang ada di tempat saya. Baik inilah asal-usul batik tulis Giriloyo : Konon, desa yang sekarang dikenal sebagai Wukirsari adalah gabungan dari desa-desa kecil, yaitu Giriloyo, Pucung, Singosaren dan Kedungbuweng. Penduduknya masing-masing mempunyai aktivitas tersendiri, terutama Giriloyo, Pucung, dan Singosaren, sehingga desa-desa tersebut menjadi terkenal karena keahlian yang dimiliki oleh penduduknya. Dalam hal ini Giriloyo terkenal dengan batiknya, Pucung terkenal dengan kerajinan kulit dan anyaman bambunya, dan Singosaren terkenal dengan gentengnya. Asal usul batik tulis Giriloyo konon berawal bersamaan dengan berdirinya makam raja-raja di Imogiri yang terletak di bukit Merak pada tahun 1654. Pada waktu itu, ketika Sultan Agung (cucu Panembahan Senopati) berniat membangun makam, beliau menemukan bukit yang tanahnya berbau harum dan dirasa cocok untuk dibuat makam. Namun, ketika pemakaman sedang dibangun, pamannya yang bernama Panembahan Juminah menyatakan keinginannya untuk turut dimakamkan di tempat itu. Ternyata yang meninggal duluan adalah pamannya. Oleh karena itu, yang pertama kali menempati makam tersebut adalah pamannya dan bukan Sultan Agung. Sultan Agung pun kecewa karena sebagai penguasa atau raja seharusnya yang pertama kali dimakamkan di situ adalah dirinya. Untuk menetralisir kekecewaan, Sultan Agung mengalihkan pembangunan calon makam untuk dirinya di bukit lain yang oleh penduduk setempat dinamakan “Bukit Merak” yang berada di Dusun Pajimatan wilayah Girirejo11. Sejalan dengan berdirinya makam raja-raja di Imogiri ini maka perlu tenaga yang bertanggung jawab untuk memelihara dan menjaganya. Untuk itu, keraton menugaskan abdi dalem yang dikepalai oleh seorang yang berpangkat bupati. Oleh karena banyak abdi dalem yang bertugas memeliharanya, sehingga sering berhubungan dengan keraton, maka kepandaian membatik dengan motif batik halus keraton berkembang di wilayah ini. Kemudian, keterampilan membatik itu diwariskan kepada anak atau cucu perempuannya. Seiring dengan pesanan keraton yang semakin banyak, sementara jumlah perajian batik yang ada di Pajimatan terbatas (tidak memadai), mereka mendatangkan tenaga-tenaga dari Giriloyo. Dan, bagi penduduk Giriloyo itu merupakan suatu keberuntungan karena mereka bisa ngangsu kaweruh tentang batik di Pajimatan sebelum mereka berusaha sendiri. Apalagi, pengerjaannya dilakukan di rumah masing-masing. Artinya, kain yang akan dibatik dibawa pulang ke Giriloyo, kemudian (setelah jadi) disetorkan ke Pajimatan. Inilah yang kemudian membuat nama Giriloyo lebih mencuat ketimbang Pajimatan. Satu hal yang perlu diacungi jempol adalah bahwa para perajin batik Giriloyo tetap mempertahankan batik-tulisnya. Mereka bukannya tidak mengenal batik-cap sebagaimana sentra-sentra lainnya di wilayah bantul, seperti Desa Wijireja, Murtigading 2, tetapi mereka tidak tergoda; mereka tetap mempertahankan tradisi leluhurnya, yaitu memproduksi batik tulis dan bukannya batik-cap. Adapun jenis-jenis batik yang diproduksi antara lain: jarit, sarung, dan kemben (selendang). Demikianlah uraian panjang yang saya paparkan tentang asal-usul sejarahnya batik tulisgiriloyo Yogjakarta. Semoga ini menjadi pengetahuan tambahan bagi anda dan membuat kita lebih mencintai produk lokal daripada produk luar. Karena kita sendiri yang harus menjaga warisan budaya kerajinan khas asli Indonesia dan melestarikannya. Terima kasih .... J

Tidak ada komentar :